Perselisihan mengenai dugaan masuknya mata-mata Tiongkok ke Istana Buckingham sebagai “rekan” adik laki-laki Raja Charles III, Pangeran Andrew, semakin meningkat pada hari Minggu dengan terungkapnya pertemuan dengan mantan perdana menteri David Cameron dan Theresa May.
Pengusaha tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai “H6” karena alasan hukum, menikmati tingkat kepercayaan yang “luar biasa” dari pejabat senior kerajaan, menurut hakim pengadilan. Duke of York telah mengkonfirmasi bahwa dia telah memutuskan semua hubungan dengan tersangka mata-mata.
“David Cameron telah menjadi pemimpin Partai Konservatif selama lebih dari satu dekade dan Perdana Menteri selama enam tahun. Selama waktu itu dia telah bertemu ribuan orang di ratusan acara dan acara. Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang pria ini,” kata sebuah sumber. . Seperti dilansir ‘Sky News’, Kamerun sudah dekat.
Juru bicara Theresa May mengatakan dia “tidak ingat kapan atau di mana foto ini diambil atau siapa yang ditanyai”.
Situasi tersebut muncul setelah H6 dilarang masuk ke Inggris karena masalah keamanan nasional. Sidang Komisi Banding Imigrasi Khusus (SIAC) pada bulan Juli mengungkapkan undangan H6 ke perayaan ulang tahun Pangeran Andrew pada tahun 2020 dan otorisasi dari ajudan kerajaan untuk mewakili Duke dalam masalah investasi Tiongkok.
Menurut catatan SIAC, mantan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman melarang H6 dari Inggris pada tahun 2023 karena masalah keamanan nasional. Kementerian Dalam Negeri menemukan H6 terlibat dalam “aktivitas rahasia dan curang” yang mendukung Partai Komunis Tiongkok. Meskipun H6 menolak dan mengajukan banding, SIAC tetap menguatkan keputusan tersebut pada hari Kamis.
Kantor Pangeran Andrew menangani kepribadian Duke “melalui saluran resmi” dan “sifat sensitif tidak pernah dibahas”.
Kedutaan Besar Tiongkok di Inggris menolak klaim spionase tersebut, dengan mengatakan “beberapa orang di Inggris selalu ingin menciptakan cerita ‘mata-mata’ yang tidak berdasar yang menargetkan Tiongkok”. Mereka menambahkan, “Tujuan mereka adalah untuk menjelek-jelekkan Tiongkok dan mengganggu pertukaran normal antara personel Tiongkok dan Inggris.”
Mantan menteri kabinet Konservatif Gillian Keegan menekankan perlunya kewaspadaan terus-menerus, dengan menyebut posisi Tiongkok sebagai ancaman strategis yang signifikan, melampaui Rusia. Dia menyoroti bahwa pedoman keamanan untuk Tiongkok telah ada selama tiga dekade.
Menteri Dalam Negeri Partai Buruh Yvette Cooper menegaskan komitmen Pemerintah untuk mendukung badan keamanan dan intelijen dalam pengawasan berkelanjutan mereka terhadap potensi ancaman terhadap keamanan nasional Inggris.