Stok beras Jepang telah anjlok ke titik terendah pada abad ini, kata pejabat pemerintah, akibat lonjakan pariwisata.
Stok beras sektor swasta turun menjadi 1,56 juta ton pada bulan Juni, turun 20% dari tahun sebelumnya dan terendah sejak tahun 1999, menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Penurunan ini disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi yang melanda tanaman pada tahun 2023 dan permintaan dari pengunjung yang datang. Tahun lalu Jepang mencatat suhu terpanas di bulan September sejak pencatatan dimulai 125 tahun lalu.
“Rekor rendahnya persediaan ini terutama disebabkan oleh rendahnya produksi tahun lalu karena suhu tinggi dan kekurangan air serta relatif terjangkaunya harga beras dibandingkan tanaman lain seperti gandum,” kata pejabat Kementerian Pertanian Hiroshi Itagura. Agence France-Presse.
“Peningkatan permintaan wisatawan asing juga berkontribusi,” kata Itagura, seraya menambahkan bahwa “kita tidak berada dalam situasi di mana kita menghadapi kekurangan beras”.
Harga beras di perdagangan telah meningkat ke level tertinggi dalam 30 tahun, stok pedagang grosir hampir habis, dan beberapa supermarket telah memutuskan untuk menaikkan harga lebih lanjut dan membatasi pembelian, menurut laporan berita Jepang. Situasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga bulan September dan beras diperkirakan akan tersedia dari panen tahun ini.
Ketika pola makan menjadi kebarat-baratan di Jepang, permintaan beras menurun. Di tengah krisis populasi yang terjadi di negara ini, rendahnya harga beras telah mendorong kaum muda untuk menjadi petani kecil. Memberi jalan kepada alam dan satwa liar di sekitarnyaMainichi melaporkan.
Namun, permintaan beras meningkat menjadi 7 juta ton antara Juni 2023 dan bulan lalu, naik 100.000 ton dari tahun sebelumnya dan merupakan kenaikan pertama dalam 10 tahun. Pada periode yang sama, kunjungan wisman meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Jepang menyambut 17,78 juta wisatawan pada paruh pertama tahun 2024, satu juta lebih banyak dibandingkan jumlah wisatawan sebelum pandemi, berdasarkan angka yang ditunjukkan awal bulan ini.
Dan satu juta lebih banyak dari tingkat sebelum pandemi, menurut angka yang ditunjukkan awal bulan ini. Dengan asumsi wisatawan asing makan dua kali sehari dengan nasi, maka kebutuhan beras mereka diperkirakan mencapai 51.000 ton, atau 2,7 kali lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun ada tekanan harga, pemerintah tidak memiliki rencana untuk mengurangi persediaannya sebanyak 910.000 ton, demikian yang dilaporkan surat kabar Asahi Shimbun. Gudang darurat pertama kali didirikan pada tahun 1993 ketika panen yang buruk akibat musim panas yang sangat dingin menyebabkan kekurangan beras yang parah.
Agence France-Presse berkontribusi pada laporan ini