Ashley Tang dan Rajendra Yadav
KUALA LUMPUR/MUMBAI (Reuters) – Produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan turun selama empat bulan berturut-turut pada bulan Desember karena hujan lebat merusak panen di negara produsen minyak tropis terbesar kedua di dunia itu, kata regulator industri kepada Reuters pada hari Jumat.
Output yang lebih rendah di Malaysia akan membatasi persediaan negara tersebut dan semakin mengangkat benchmark futures, yang sudah mendekati level tertinggi dalam hampir 2-1/2 tahun.
“Kami memperkirakan produksi minyak sawit mentah (CPO) akan turun sekitar 5% hingga 8% dalam kondisi normal,” kata Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Ahmad Pervez Golam Kadir.
“Namun, jika banjir besar terus berlanjut, penurunannya bisa mencapai 10% hingga 20%,” ujarnya.
Semenanjung Malaysia, khususnya pesisir timur lautnya, dan Thailand selatan dilanda hujan lebat yang menyebabkan banjir yang menewaskan puluhan orang, dan merusak rumah, jaringan transportasi, dan ribuan hektar tanaman padi.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan curah hujan di luar perkiraan, dengan beberapa wilayah pantai timur menerima hujan lebih dari enam bulan antara tanggal 26 dan 30 November.
Pada bulan November, produksi CPO Malaysia turun 9,8% dari bulan sebelumnya menjadi 1,62 juta metrik ton, terendah pada bulan tersebut sejak tahun 2020, kata dewan tersebut awal pekan ini.
Departemen Meteorologi Malaysia (MET) mengatakan pada hari Jumat bahwa beberapa negara bagian kemungkinan akan menerima curah hujan terus menerus dari 16 hingga 19 Desember.
MPOB memantau situasi dengan cermat karena MET memperkirakan gelombang banjir kedua akibat hujan lebat, kata Qadir.
Hujan deras dapat semakin merusak infrastruktur perkebunan seperti jalan dan jembatan, sehingga menyulitkan pengumpulan tandan buah segar dan mengangkutnya dari perkebunan ke pabrik, katanya.
Pada bulan Desember 2023, Malaysia memanen 1,55 juta ton CPO, namun produksi pada bulan Desember ini mungkin jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu, kata seorang produsen minyak sawit Malaysia yang tidak mau disebutkan namanya.
Minyak kelapa sawit biasanya diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari, namun saat ini harganya lebih mahal dibandingkan minyak pesaing karena terbatasnya pasokan.
(Laporan oleh Ashley Tang dan Rajendra Yadav; Disunting oleh Eileen Soreng)