Menurut sebuah cerita di Jerusalem Post, ribuan warga Israel yang sebagian besar adalah perempuan memblokir pintu masuk ke parlemen Israel, atau Knesset, ketika mereka melakukan protes pada hari Jumat atas pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Ada protes mingguan yang menuntut pembebasan para sandera, namun biasanya terjadi pada Sabtu malam, setelah hari Sabat suci Yahudi.
Protes pada hari Jumat diorganisir oleh sebuah kelompok bernama Shift 101 yang telah melakukan aksi duduk di seberang jalan dari Knesset sejak Senin, kata surat kabar itu.
Mereka mengatur shift yang berbeda sepanjang minggu ini untuk memberikan tekanan pada pemerintah agar para sandera keluar dari Gaza. Sekitar 250 orang ditangkap pada 7 Oktober 2023, ketika milisi Islam Palestina Hamas dan lainnya menyerang Israel dan membunuh 1.200 orang. Menurut perkiraan, sekitar setengah dari sekitar 100 sandera yang tersisa masih hidup.
“Kami, para ibu dan anggota keluarga para sandera dan sandera, menyerukan kepada para ibu dan ayah, perempuan dan laki-laki di seluruh negeri untuk bersatu mengatasi konflik dan polarisasi dan bergabung dengan kami untuk tujuan yang paling penting – untuk berkontribusi pada pemulangan. Kami berharap , ” kata sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bergantung pada kelangsungan politiknya pada mitra koalisi sayap kanan dan ultra-religiusnya, yang menentang kesepakatan dengan Hamas.