Dewan Pendidikan negara bagian telah menyetujui kurikulum opsional, yang harus melalui pemungutan suara akhir sebelum disetujui

Para pejabat pendidikan Texas telah memutuskan untuk melanjutkan dengan menyetujui kurikulum opsional sekolah dasar yang akan mencakup pelajaran berdasarkan Alkitab, Washington Post melaporkan pada hari Selasa, mengutip kelompok pendidikan dan advokasi.

Pelajaran yang diusulkan ini dikembangkan oleh Badan Pendidikan Texas awal tahun ini ketika Gubernur Greg Abbott memerintahkan departemen tersebut untuk mengembangkan kurikulum di seluruh negara bagian yang akan digunakan di sekolah-sekolah setelah disetujui oleh Dewan Pendidikan negara bagian.

Gubernur secara terbuka mendukung kurikulum tersebut, dengan alasan bahwa kurikulum tersebut akan mengizinkan siswa Texas “Lebih memahami hubungan sejarah, seni, komunitas, sastra, dan agama dengan peristiwa penting seperti penandatanganan Konstitusi AS, Gerakan Hak Sipil, dan Revolusi Amerika.”

Pada hari Selasa, Dewan Pendidikan Texas, yang terdiri dari empat anggota Partai Demokrat dan 11 anggota Partai Republik, memberikan suara 8-7 untuk menyetujui kurikulum tersebut. Proposal tersebut ditentang oleh anggota Partai Demokrat dan tiga anggota Partai Republik. Anggota dewan sekarang akan melakukan pemungutan suara terakhir pada hari Jumat.

Jika disetujui, distrik sekolah di Texas akan memiliki opsi untuk mengadopsi kurikulum tersebut mulai bulan Agustus 2025, dan mereka yang memilih untuk melakukannya berhak mendapatkan insentif sebesar $60 per siswa, menurut The Washington Post.



Pengadilan AS memutuskan UU Sepuluh Perintah Allah 'inkonstitusional'

Potensi pengenalan pembacaan Alkitab di sekolah-sekolah Texas telah menjadi bahan perdebatan di antara kelompok-kelompok advokasi negara bagian tersebut. Beberapa pihak, seperti organisasi nirlaba Texas Values, memuji kurikulum tersebut sebagai kemenangan atas hak Amandemen Pertama.

“Alkitab mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap dunia Barat dalam bidang seni, sejarah, dan sastra yang tidak dapat diabaikan,” Seorang juru bicara kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan. “Melarang Alkitab di kelas tidak hanya akan menghilangkan kebebasan siswa tetapi juga merampas pendidikan mereka secara menyeluruh.”

Namun ada juga yang mengecam usulan tersebut, dengan alasan bahwa hal tersebut tidak perlu memperkenalkan ide-ide keagamaan ke sekolah-sekolah dan secara tidak adil mempromosikan iman Kristen.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Washington Post, Federasi Guru Amerika Texas, sebuah serikat pekerja yang mewakili pegawai sekolah negara bagian, menyarankan untuk memperkenalkan kurikulum tersebut. “melanggar pemisahan gereja dan negara” dan akan memimpin “Menghilangkan Kontribusi Populasi Marginal dalam Penelitian Sosial atau Meminimalkan Perubahan Iklim dalam Sains.”

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial: