Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Georgia dan menuduh kepemimpinan negara itu tunduk pada Moskow.

Peristiwa di bekas negara Soviet “bukan hanya masalah suatu negara dan bukan hanya wilayah kita,” kata Zelensky dalam pidato video malamnya di Kiev.

Dia mengatakan pemerintah mendorong negaranya menuju ketergantungan yang jelas pada Rusia.

“Ketika Moskow memuji pemerintah di Georgia, itu jelas menunjukkan untuk siapa mereka bekerja di Tbilisi dan untuk siapa protes tersebut disebarkan,” lanjutnya.

Ukraina bekerja sama dengan negara-negara Eropa untuk menanggapinya, Zelensky berkata: “Saya memerintahkan persiapan resolusi sanksi yang sesuai.”

Dalam beberapa tahun terakhir, Ukraina dan Georgia secara politik dekat dalam menentang Rusia.

Di republik Kaukasus Selatan, protes berlanjut semalaman terhadap pemerintah baru terpilih yang mendukung Moskow karena negara tersebut menangguhkan proses aksesi ke Uni Eropa.

Polisi telah menggunakan kekuatan untuk membubarkan protes, mengingatkan kita pada taktik yang digunakan di Moskow.

Protes berlanjut selama tujuh malam berturut-turut pada hari Rabu, dengan para peserta memblokir Rustaveli Avenue, jalan raya utama di ibu kota Tbilisi.

Petugas polisi bersenjata berat pada awalnya tidak bertindak terhadap para pengunjuk rasa. Namun, beberapa politisi oposisi ditangkap sepanjang hari Rabu.

Keempat partai oposisi bertemu di sebuah hotel di Tbilisi untuk berkonsultasi guna merencanakan langkah selanjutnya. Partai-partai tersebut memasuki parlemen pada akhir Oktober setelah pemilu, yang dirusak oleh tuduhan kecurangan, namun tidak menerima mandat mereka sebagai bentuk protes.

Saat para delegasi keluar dari hotel, pria bertopeng menangkap seorang politisi, menurut laporan media.

Seperti diplomat dan pejabat pemerintah lainnya sebelum mereka, seorang perwira senior pasukan khusus kementerian dalam negeri juga mengundurkan diri dari jabatannya, lapor kantor berita Georgia Interpressnews.

Source link