Apakah politik yang muncul selama kebakaran hutan di Kalifornia menghambat upaya pemberian bantuan?

Saya dan masyarakat mengetahui apa yang dipelajari semua anak sekolah:
Kapan dari Menggantikan meritokrasi, semoga tidak ada.
Dengan permintaan maaf kepada WH Auden dan para penggemar sastra, sentimen ini menjadi seruan para loyalis MAGA, membingkai setiap kegagalan sebagai produk sampingan dari “kebangkitan” demokrasi. Di California, Partai Demokrat mendominasi setiap tingkat pemerintahan, mulai dari Walikota Los Angeles Karen Bass hingga gubernur. Gavin Newsom Dan badan legislatif sepenuhnya dikendalikan oleh partai—kebakaran hutan yang terjadi baru-baru ini telah menjadi sumber kritik.
Ketika kebakaran hutan terus melanda Los Angeles County, tudingan politik pun terjadi. Elon Musk Dan para influencer MAGA menyalahkan kebijakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) California. Mereka berpendapat bahwa “kebangkitan politik” melemahkan kemampuan negara untuk merespons krisis secara efektif. Namun apakah klaim ini dapat dibuktikan? Atau apakah kebijakan DEI bisa dijadikan kambing hitam dalam perang budaya yang bermuatan politik? Mari kita lihat lebih dalam argumen yang mendukung dan menentang menyalahkan DEI sebagai penyebab kebakaran hutan.

Kasus Menyalahkan DEI: Perspektif MAGA

Bagi pendukung Elon Musk dan MAGA, DEI lebih dari sekadar strategi perekrutan—deI adalah kambing hitam atas segala kesalahan dalam kepemimpinan California. Argumen mereka bermuara pada tiga poin utama:
1. Meritokrasi sedang dikepung
Kritikus berpendapat bahwa program DEI melemahkan meritokrasi dengan memprioritaskan kuota keberagaman dibandingkan kualifikasi. Mereka mengklaim bahwa pemadam kebakaran dan lembaga penting lainnya terpaksa memilih kandidat berdasarkan ras, gender atau etnis, bukan berdasarkan keahlian dan pengalaman.
Elon Musk memperluas sentimen ini dalam Platform X-nya, dengan menyatakan bahwa fokus Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles (LAFD) pada perekrutan keberagaman dapat membahayakan efisiensi operasional mereka selama krisis kebakaran hutan. Bagi para pendukung MAGA, ini adalah contoh nyata dari “politik yang terbangun” yang mengganggu hasil di dunia nyata.
2. Penyalahgunaan sumber daya
Hal lain yang sering menjadi pembicaraan adalah pengalihan dana untuk program sosial dan pemerataan dengan mengorbankan infrastruktur. Pendukung MAGA berpendapat bahwa penekanan California pada DEI mengorbankan sistem penyimpanan air, tindakan pencegahan kebakaran, dan kesiapsiagaan darurat.

Perspektif ini memberikan gambaran negara yang termakan oleh tujuan ideologis—mempromosikan perumahan bagi imigran tidak berdokumen atau kesetaraan lingkungan—yang mengabaikan praktik manajemen bencana.
3. DEI sebagai simbol yang luas

Bagi banyak orang di kubu MAGA, DEI melambangkan apa yang mereka lihat sebagai prioritas California yang salah tempat. Kebakaran hutan, dalam pandangan mereka, bukan sekadar bencana alam, namun merupakan bukti bahayanya pengutamaan politik identitas dibandingkan keselamatan publik. Konsep ini mengubah DEI menjadi titik nyala budaya, singkatan dari segala sesuatu yang mereka anggap salah dalam pemerintahan progresif.

Kasus Menyalahkan DEI: Pemeriksaan Realita

Meskipun argumen tersebut selaras dengan para pengikut Musk, para ahli memperingatkan agar tidak menggunakan DEI sebagai kambing hitam. Mereka berpendapat bahwa menghubungkan kesalahan pengelolaan kebakaran hutan dengan kebijakan keberagaman tidak hanya bersifat reduktif, namun juga mengabaikan faktor-faktor yang lebih penting.
1. Perubahan Iklim: Gajah di Dalam Ruangan
Kebakaran hutan di California juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Kekeringan kronis, peningkatan suhu, dan pola cuaca yang tidak stabil—yang diperburuk oleh perubahan iklim—menciptakan kondisi yang sempurna untuk terjadinya bencana-bencana ini. Menyalahkan DEI, menurut para kritikus, mengalihkan perhatian dari penyelesaian akar permasalahan, seperti perlunya pengelolaan lahan berkelanjutan dan investasi energi terbarukan. Lebih mudah untuk menunjuk pada tujuan teoritis daripada memahami kompleksitas ketahanan lingkungan.

2. Tidak ada bukti pengaruh DEI terhadap aktivitas kebakaran
Praktik perekrutan DEI dirancang untuk memastikan bahwa lembaga publik mencerminkan komunitas yang mereka layani. Jangan kompromi pada kualifikasi pendidikan. Misalnya, LAFD menerapkan standar pelatihan dan sertifikasi yang ketat, tanpa memandang siapa yang dipekerjakan. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa program DEI berdampak negatif terhadap upaya pemadaman kebakaran. Tantangan operasional selama kebakaran hutan, seperti kekurangan air atau kesenjangan staf, muncul dari permasalahan sistemis, bukan dari kebijakan keberagaman.
3. Kegagalan infrastruktur dan kebijakan

Kerentanan California terhadap kebakaran hutan terkait dengan pilihan kebijakan selama beberapa dekade. Infrastruktur air yang menua, perluasan perkotaan ke daerah rawan kebakaran dan kurangnya layanan darurat telah berkontribusi terhadap krisis yang terjadi di negara ini. Masalah-masalah sistemik ini sudah ada sebelum inisiatif DEI dan memerlukan pengawasan yang lebih cermat dibandingkan permainan saling menyalahkan secara ideologis.
Selain itu, para kritikus mengatakan beberapa peraturan lingkungan California, meskipun bertujuan baik, membuat pencegahan kebakaran hutan menjadi lebih menantang. Namun pendekatan-pendekatan ini tidak berhubungan dengan DEI dan mewakili isu-isu tata kelola yang berbeda.
4. Pola Menyalahkan Secara Historis
Ini bukan pertama kalinya para pemimpin California dituduh melakukan “penyalahgunaan saat bangun tidur” selama krisis. Kritik serupa juga muncul selama kebakaran hutan, kekeringan, dan pemadaman listrik sebelumnya. Para ahli berpendapat bahwa narasi-narasi ini sering kali terlalu menyederhanakan isu-isu kompleks demi kepentingan agenda politik.

BREAKING: Kebakaran terjadi di Los Angeles

Menemukan Jalan Tengah: Apa yang Valid dan Apa yang Tidak

Apa yang dimaksud dengan prestasi?
Kekhawatiran MAGA mengenai alokasi sumber daya dan kesiapsiagaan bencana tidak sepenuhnya salah. Perjuangan California dalam pengelolaan air dan investasi infrastruktur memerlukan perhatian segera.
Apa yang akan Mark rindukan?
Menyalahkan DEI atas masalah-masalah sistemik ini hanya menyederhanakan masalah dan berisiko mengubah krisis yang kompleks menjadi medan pertempuran budaya. Fokus pada “politik yang terbangun” mengalihkan perhatian dari solusi yang dapat ditindaklanjuti seperti peningkatan infrastruktur dan penanganan perubahan iklim.
Putusan: Kambing hitam yang nyaman?

Foto-foto menunjukkan bagaimana kebakaran hutan berkobar di California Selatan

Seorang warga dievakuasi dari fasilitas tempat tinggal lansia saat Kebakaran Eaton mendekat pada Rabu, 8 Januari 2025, di Altadena, California. (Foto AP/Ethan Swope)

Jadi, apakah politik yang terbangun telah menghambat upaya penyelamatan kebakaran hutan di Kalifornia? Bukti menunjukkan sebaliknya. Kebijakan DEI mungkin bisa mencapai tujuan politik yang mudah, namun kebijakan tersebut mungkin bukan penyebab utama tantangan kebakaran hutan di California.
Krisis kebakaran hutan di California memerlukan respons multi-cabang: mengatasi perubahan iklim, memodernisasi infrastruktur, dan memastikan layanan darurat dilengkapi dengan baik dan didanai dengan baik. Meskipun perdebatan mengenai tata kelola dan peran DEI memang sahih, namun hal ini tidak boleh menutupi kebutuhan mendesak akan reformasi sistemis. Pada akhirnya, narasi yang menyalahkan DEI bukan sekedar penyelesaian masalah, melainkan memicu perang budaya. Pertanyaan sebenarnya adalah apakah kepemimpinan California—dan para pengkritiknya—dapat bergerak melampaui pertarungan ideologis dan fokus pada solusi praktis. Sampai saat itu tiba, api perpecahan akan terus berkobar seiring dengan nyala api yang akan menghanguskan negara.



Source link