Angkatan Udara Israel mengumumkan pada hari Sabtu bahwa jet-jetnya telah menyerang situs yang terkait dengan Hizbullah di Suriah.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Israel dan kelompok bersenjata yang bermarkas di Lebanon menyetujui gencatan senjata yang ditengahi oleh AS dan Prancis. Kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain melakukan pelanggaran, dan Israel melancarkan serangan lebih lanjut di Lebanon selatan pada hari Jumat.

“Serangan itu dilakukan setelah terdeteksi adanya transfer senjata dari Suriah ke Hizbullah di Lebanon meskipun ada perjanjian gencatan senjata.” Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan hal ini dalam sebuah pernyataan.

IDF telah berulang kali menuduh Hizbullah menggunakan penyeberangan perbatasan sipil untuk mengirimkan senjata guna melancarkan serangan lintas batas terhadap tentara dan warga sipil Israel. IDF berjanji “Terus berupaya menghilangkan segala ancaman terhadap Negara Israel.” Melanggar gencatan senjata yang rapuh itu.

Menurut Presiden AS Joe Biden, gencatan senjata, yang mulai berlaku Rabu pagi, dirancang untuk mengakhiri permusuhan secara permanen dan memfasilitasi penarikan bertahap pasukan Israel dari Lebanon selatan. IDF sejak itu mengkonfirmasi bahwa pasukannya akan tetap berada di Lebanon selatan untuk sementara waktu dan mendesak warga untuk tidak kembali ke rumah mereka.

Kantor berita Suriah SANA melaporkan pada hari Rabu bahwa enam orang, termasuk personel militer dan seorang pekerja kemanusiaan, tewas dalam serangan udara Israel di perbatasan dengan Lebanon. Bulan Sabit Merah Arab Suriah mengatakan relawannya tewas dalam serangan itu.

Menurut situs Israel Ynet, setidaknya sepuluh tentara Suriah tewas dalam pemboman tersebut.

Serangan itu terjadi di tengah badai api yang lebih besar di Suriah, di mana beberapa kelompok militan, termasuk kelompok jihad Hayat Tahrir-al-Sham (HTS), melancarkan serangan mendadak di wilayah timur laut yang dilanda perang saudara. Pemerintah Suriah, dengan dukungan udara Rusia, saat ini berjuang untuk mengusir HTS dari beberapa bagian Aleppo, kota terbesar di Suriah.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Source link