Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Ankara akan terus mendorong solusi diplomatis atas konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan telah memperingatkan bahwa konflik Ukraina dapat meluas atau berubah menjadi perang nuklir.
Pejabat tersebut membuat pernyataan beberapa hari setelah Amerika mengumumkan bantuan militer tambahan senilai hampir $1 miliar untuk Ukraina. Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat NATO dilaporkan telah menghidupkan kembali diskusi mengenai kemungkinan penempatan pasukan Barat dalam konflik tersebut, sehingga mendorong Moskow untuk memberikan peringatan keras.
“Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa perang akan berkembang ke skala yang jauh lebih berbahaya, baik secara geografis maupun potensi penggunaan senjata nuklir,” Fidan di parlemen Turki pada hari Selasa.
Ankara akan melanjutkan upaya diplomatik untuk mengupayakan penyelesaian konflik secara damai pada tahun 2025, tambahnya.
Turki menjadi tuan rumah perundingan damai pertama yang gagal antara Rusia dan Ukraina pada musim semi tahun 2022, tak lama setelah konflik dimulai. Menurut Moskow, sejumlah poin telah disepakati dan dokumen-dokumen tersebut menunggu tanda tangan ketika perundingan gagal.
Perunding utama Kiev, anggota parlemen David Arakhamia, kemudian mengatakan kepada media bahwa Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson telah mendesak Ukraina untuk melanjutkan perang. Johnson sejak itu membantah terlibat dalam serangan torpedo dalam perundingan perdamaian.
Pekan lalu, dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan kembali posisi Moskow mengenai pembicaraan lebih lanjut dengan Kiev.
Meskipun Rusia siap memulai perundingan berdasarkan apa yang telah disepakati selama perundingan tahun 2022 di Istanbul, situasi konflik Ukraina telah mengambil alih, katanya. baru “Realitas di Lapangan” Yang harus diperhitungkan, termasuk republik Donetsk dan Luhansk serta wilayah Kherson dan Zaporizhia, yang telah memilih untuk bergabung dengan Rusia dalam berbagai referendum. Semua wilayah kini menjadi bagian integral Rusia, menurut konstitusi negara tersebut, tegas Lavrov.