Lima orang, termasuk dua migran dan dua penjaga keamanan, tewas dalam penembakan di dekat Dunkirk, Prancis pada hari Sabtu.
Tersangka, seorang pria berusia 22 tahun, kemudian menyerahkan diri atas pembunuhan di kota Warmhout dan Lune-Plage.
Kekerasan dimulai dengan serangan yang ditargetkan terhadap seorang pria berusia 29 tahun di Warmhout dan berlanjut di dekat kamp migran di Lune-Plage, sebuah kota pesisir sekitar 10 kilometer melintasi Selat Inggris, menyebabkan empat orang lainnya tewas, termasuk dua pria. Imigran Kurdi dan dua agen keamanan, Daily Mail melaporkan.
Terdakwa menyerahkan diri kepada polisi di sebuah kantor di Ghyvelde dan mengakui pembunuhannya.
Setelah menggeledah mobilnya, petugas menemukan beberapa senjata, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan adanya kaki tangan tambahan. Tentara dan penegak hukum telah memasang penghalang jalan di daerah tersebut dan meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Loon-Plage, rumah bagi kamp migran yang menampung ratusan pengungsi, telah lama menjadi pusat ketegangan dan kekerasan sporadis. Para migran, sebagian besar berasal dari Kurdi atau Afghanistan, sering kali ditahan di kamp-kamp darurat untuk mencari jalan ke Inggris melalui Selat Inggris. Berita Langit.
Kekerasan di sekitar kamp-kamp tersebut sering dikaitkan dengan penyelundup manusia yang mengendalikan jalur migrasi ilegal.
Menurut Reuters, motif di balik penembakan itu tidak jelas. Pihak berwenang Perancis, termasuk prefektur setempat, telah meluncurkan penyelidikan. Tersangka, seorang warga negara Perancis yang tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, menghadapi dakwaan pembunuhan.
Pihak berwenang belum merilis identitas para korban atau tersangka. Walikota Lune-Plage, Eric Rommel, membenarkan bahwa polisi, layanan darurat dan tentara telah dikerahkan untuk mengamankan daerah tersebut di tengah kekhawatiran akan ancaman lebih lanjut.
Gambar Representatif (Kredit Gambar: PTI)