Ketika perang meningkat, Rusia melancarkan serangan ICBM terhadap Ukraina
Gambar representatif (Kredit gambar: AP)

Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) melawan Ukraina pada Kamis pagi dari wilayah Astrakhan, yang pertama kali digunakan dalam perang selama 33 bulan, menurut angkatan udara Ukraina.
Serangan tersebut menargetkan perusahaan-perusahaan dan infrastruktur penting di kota Dnipro, Ukraina bagian tengah-timur. Tidak jelas apakah rudal tersebut menyebabkan kerusakan signifikan.
“Sebuah rudal balistik antarbenua ditembakkan dari wilayah Astrakhan di Federasi Rusia,” kata Angkatan Udara Ukraina.
Pengumuman tersebut tidak merinci jenis rudal tersebut tetapi mengidentifikasi enam rudal Rudal jelajah Kh-101 juga diluncurkan, semuanya kecuali satu dicegat oleh pertahanan udara Ukraina, CNN melaporkan.
Menurut The Telegraph, Moskow melaporkan bahwa mereka dapat menggunakan rudal RS-26 Rubez, yang dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir serta terbang dengan kecepatan hipersonik, sehingga mempersulit upaya intersepsi.
ICBM biasanya memiliki jangkauan 5.500 kilometer dan dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Menurut Reuters, serangan itu akan meningkatkan ketegangan setelah Ukraina baru-baru ini menggunakan ATACMS buatan AS dan rudal Storm Shadow buatan Inggris-Prancis untuk mencapai sasaran jauh di dalam wilayah Rusia.
Penggunaan ICBM mengikuti perkembangan terbaru Presiden Vladimir Putin mengenai doktrin nuklir Rusia. Pada hari Selasa, ia mengumumkan bahwa Rusia menganggap agresi dari negara non-nuklir yang didukung nuklir sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatannya.
Kremlin sebelumnya telah memperingatkan penggunaan Ukraina Rudal Jarak Jauh Barat Dianggap sebagai kenaikan gaji yang besar.
Pasukan Ukraina menggunakan senjata canggih ini untuk menyerang pangkalan militer Rusia awal pekan ini.
Moskow menanggapinya dengan ancaman serangan balasan “besar-besaran”, termasuk pengerahan sistem rudal yang lebih canggih.
juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari penempatan ICBM. “Ini adalah pertanyaan bagi tentara kita,” katanya.