Seorang komandan tinggi Rusia telah dipecat karena menyesatkan Vladimir Putin atas kemenangan di medan perang dan kemenangan palsu.
Kolonel Jenderal Gennady Anashkin, 55, memimpin kelompok selatan angkatan bersenjata Rusia yang bertempur di wilayah timur. Ukraina.
Anashkin dicopot dari jabatannya, tetapi Kementerian Pertahanan menggambarkan pemecatannya hanya setelah enam bulan sebagai “rotasi yang direncanakan”.
Orang dalam mengatakan kepada saluran Telegram pro-Putin bahwa jenderal tersebut dipecat karena “menyesatkan komando tertinggi” dan “menyembunyikan situasi sebenarnya” selama perang.
Raibar, salah satu saluran Telegram tersebut, mengklaim bahwa sang komandan juga menentukan nasib tentaranya dalam serangan bunuh diri yang menewaskan ratusan tentaranya demi keuntungan militer yang kecil. Telegraf.
Kabarnya Anashkin melakukan hal tersebut dengan mengirimkan ratusan tentaranya ke garis depan dalam keadaan tidak siap berperang.
Saluran lain, Informan Militer, mengklaim bahwa sang komandan juga memberikan laporan yang tidak akurat tentang kemenangan dan kekalahannya.
Saluran tersebut mengatakan: “Baru-baru ini, laporan palsu tentang terobosan mendalam dari Siversk mulai bermunculan.”
Dia dituduh mengklaim desa-desa garis depan seperti Belogorovka, Grigorovka, Serebryanka, Zolotarevka, Varkhnekamenskoe dan Vymka. RusiaSaat itu masih di tangan Ukraina.
Ada juga klaim bahwa ia dekat dengan Putin dan para jenderal yang membelot ke komando tertingginya.
Baik militer Rusia maupun Kremlin tidak mengonfirmasi pemecatannya.
Anashkin diturunkan ke pusat pelatihan militer.
Beberapa blogger militer Rusia memuji pemecatan Anashkin, dan menyatakan bahwa hal itu akan membawa perbaikan pada militer.
Anashkin berasal dari latar belakang militer Rusia yang panjang saat ia memimpin ‘pasukan penjaga perdamaian’ Rusia di Nagorno-Karabakh dari tahun 2021 hingga 2022.
Ia juga dianugerahi Pahlawan Rusia, gelar tertinggi Rusia, karena memimpin unit lintas udara selama perang di negaranya. Georgia Pada tahun 2008
Hal ini terjadi setelah hari-hari yang semakin penuh kekerasan dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Ukraina menembakkan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya pada Senin malam.
Kyiv juga menembakkan rudal Storm Shadow Inggris pada hari Rabu.
Seorang jenderal Rusia dan 500 tentara Korea Utara dilaporkan hadir Storm Shadow ini terbunuh oleh salah satu roket.
Letnan Jenderal Valery Solodchuk dan 18 perwira Putin diyakini tewas dalam serangan tersebut.
Kremlin meresponsnya dengan menembakkan rudal balistik antarbenua ke Ukraina untuk pertama kalinya.
ICBM menargetkan kota-kota timur Dnipro, Mirhorod dan Kremenchuk.