Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Tom Homan, “raja perbatasan” yang baru diangkat oleh Donald Trump, memaparkan rencana besar untuk memulainya. Deportasi massal dari Imigran tidak berdokumen Segera setelah Trump dilantik sebagai presiden. Ketika ditanya seberapa cepat boikot akan dimulai setelah pelantikan, Homan langsung berkata: “Hari pertama. Pada hari pertama, petugas ICE akan turun ke jalan di seluruh negeri.
Homan menjelaskan bahwa fokus utamanya adalah pada keselamatan publik dan ancaman keamanan nasional, menyoroti apa yang disebutnya sebagai kegagalan penegakan hukum di pemerintahan Biden. Dia menyebutkan penurunan sebesar 74% dalam deportasi kriminal selama masa kepresidenan Biden dan menunjuk pada peningkatan simpanan lebih dari 10 juta imigran tidak berdokumen, banyak di antaranya telah melintasi perbatasan selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Skala Visi Homan
Peran Homan sebagai raja perbatasan mengawasi upaya deportasi terbesar dalam sejarah AS. Untuk melaksanakan rencana ambisius ini, ia meminta sumber daya yang signifikan, termasuk 100.000 tempat tidur tahanan tambahan, perluasan pendanaan kongres, dan dukungan logistik dari militer AS. Homan memperkirakan total biaya operasi tersebut mencapai $86 miliar, namun berpendapat bahwa menghapus imigran tidak berdokumen akan menghemat uang pembayar pajak dengan memotong program bantuan federal dan negara bagian untuk imigran.
Dukungan militer terutama digunakan untuk logistik seperti transportasi, sementara agen ICE memimpin penangkapan dan deportasi. Pemerintah juga berencana untuk menerapkan konsekuensi ekonomi pada negara-negara yang menolak menerima orang yang dideportasi, termasuk kemungkinan sanksi perdagangan atau penghentian bantuan AS.
Prioritas implementasi segera
Upaya deportasi, kata Homan, dimulai dengan apa yang ia gambarkan sebagai risiko keselamatan publik dan keamanan nasional. Dia mencatat bahwa tidak ada kekurangan kasus mengingat tumpukan kasus yang terjadi pada masa pemerintahan Biden dan berjanji untuk “memulihkan ketertiban di perbatasan” dengan meningkatkan upaya penegakan hukum di seluruh negeri.
Latar belakang dan pendekatan Tom Homan
Homan adalah seorang veteran penegakan hukum imigrasi dengan pengalaman tiga dekade. Dia menjabat sebagai penjabat direktur Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) dari 2017 hingga 2018 selama masa jabatan pertama Trump. Saat itu, ia dikenal dengan pendekatan agresifnya Penegakan imigrasitermasuk kebijakan pemisahan keluarga yang kontroversial.
Setelah pensiun dari ICE, Homan bergabung dengan Heritage Foundation dan berkontribusi pada Proyek 2025, sebuah inisiatif konservatif yang bertujuan menciptakan kebijakan untuk pemerintahan Trump yang kedua. Homan secara konsisten menganjurkan tindakan imigrasi yang lebih ketat, termasuk memperluas peran ICE dan menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk menegakkan undang-undang imigrasi.
Tantangan dan kritik
Rencana yang digariskan Homan telah menuai kritik tajam dari para pendukung imigrasi, pakar hukum dan organisasi hak asasi manusia. Kritikus berpendapat bahwa deportasi massal dalam skala besar menyebabkan perpecahan keluarga yang meluas, gangguan ekonomi, dan terkikisnya proses hukum bagi mereka yang menjadi sasaran. Beban keuangan—yang diperkirakan melebihi $1 triliun pada dekade berikutnya—juga telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kelayakan rencana tersebut dan kehati-hatian fiskal.
Kelompok advokasi imigrasi Perjanjian ini telah memperingatkan dampak sosial terhadap masyarakat dan industri yang sangat bergantung pada pekerja migran, namun para pakar hukum telah menyoroti tantangan konstitusional, khususnya yang berkaitan dengan prosedur deportasi yang dipercepat.
tanggapan Homan
Homan tetap teguh pada komitmennya untuk memperbaiki apa yang disebutnya sebagai “kebijakan imigrasi yang rusak selama beberapa dekade.” Dia berjanji untuk menjadikan keselamatan publik sebagai prioritas dengan memastikan bahwa undang-undang imigrasi AS ditegakkan sepenuhnya.
Menjelang pelantikan Trump, peran Homan sebagai raja perbatasan menjadikannya salah satu agenda paling kontroversial dan ambisius dalam pemerintahan baru. Meskipun rencana tersebut telah memicu perdebatan sengit, penegakan hukum imigrasi akan tetap menjadi isu yang menentukan pada masa jabatan kedua Trump.