Itu Lebah Ejaan Nasional Scripps Ia menghadapi pengawasan sebagai daftar studinya Siswa kelas tiga “Womin” adalah ejaan alternatif yang dapat diterima untuk “wanita”.
Keputusan tersebut menuai kritik dari para orang tua, pendidik, dan beberapa anggota parlemen, yang berpendapat bahwa keputusan tersebut mencerminkan agenda politik dan bukan keakuratan linguistik.
“Wanita” di Merriam-Webster Kamus
Menurut juru bicara resmi yang dikutip Fox News, perusahaan tersebut hanya mengandalkan Kamus Unabridged Merriam-Webster untuk daftar kata-katanya. Ejaan alternatif “wanita” disertakan karena diakui oleh Merriam-Webster sebagai varian feminis dari “wanita”.
“Selama kontes, merupakan kebijakan kami untuk menerima ejaan benar apa pun yang tercantum dalam kamus resmi kami, baik ejaan kuno maupun usang,” kata juru bicara Scripps kepada Fox News. “Ejaan alternatif ‘womyn‘ disertakan karena terdaftar sebagai ejaan alternatif untuk ‘wanita’ di Merriam-Webster.”
Kamus mencatat bahwa kata “perempuan” berasal dari kalangan feminis sebagai penolakan terhadap akhiran “-laki-laki”, yang menurut beberapa orang melanggengkan dominasi laki-laki. Penulis dan aktivis feminis yang menggunakan ejaan ini sering melihatnya sebagai pernyataan independensi dan perlawanan terhadap patriarki sebagaimana didefinisikan dalam wacana baru.
Respon publik dan politik
Dimasukkannya kata “perempuan” menimbulkan reaksi keras, terutama di kalangan kritikus konservatif. Perwakilan negara bagian Kansas, menurut The Sentinel. Samantha Poeter-Parshall (R-Paola) menggambarkannya sebagai “pengajaran gila kepada anak-anak kita”. Dia menyarankan agar dewan sekolah setempat dapat melakukan intervensi untuk mencegah ejaan alternatif, seperti “wanita”, diajarkan atau diterima dalam kontes.
Orang tua dan pendidik sama-sama mempertanyakan apakah penyertaan kata-kata bermuatan politis seperti “perempuan” sesuai dengan tujuan tradisional spelling bee. “Ini soal ejaan dan bahasa, bukan ideologi,” kata salah satu orang tua yang prihatin kepada WJLA.com.
Yang lain berpendapat bahwa spelling bee hanya mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selama “Wanita” terdaftar di Merriam-Webster, kata tersebut memenuhi syarat sebagai ejaan yang sah untuk tujuan kontes.
lebar Diskusi budaya
Kontroversi mengenai kata “feminin” adalah bagian dari perdebatan budaya yang lebih luas tentang bahasa dan perannya yang terus berkembang dalam masyarakat. Kritikus melihat inklusi sebagai keputusan politik, sementara pendukung melihatnya sebagai cerminan dari sifat dinamis bahasa tersebut.
Scripps National Spelling Bee belum berkomentar lebih jauh mengenai reaksi tersebut, namun mereka tetap bergantung pada Merriam-Webster sebagai otoritas definitif.
Tahun 2025 akan bertepatan dengan peringatan 100 tahun kompetisi lebah, menjadikannya tahun bersejarah bagi ajang bergengsi tersebut, meski kini diwarnai dengan kontroversi.