Beranda Berita ‘Semua yang Harus Dibayar’: Trump Ultimatum kepada Hamas untuk Membebaskan Sandera pada 20 Januari

‘Semua yang Harus Dibayar’: Trump Ultimatum kepada Hamas untuk Membebaskan Sandera pada 20 Januari

0
‘Semua yang Harus Dibayar’: Trump Ultimatum kepada Hamas untuk Membebaskan Sandera pada 20 Januari

'Semua yang Harus Dibayar': Trump Ultimatum kepada Hamas untuk Membebaskan Sandera pada 20 Januari
FOTO FILE: Presiden terpilih AS Donald Trump (Kredit gambar: AP)

Presiden terpilih Donald Trump mengeluarkan peringatan keras kepada Hamas pada hari Senin, menuntut pembebasan segera sandera di Gaza.
Menulis di platform sosial Truth-nya, Trump mengklaim bahwa “neraka akan terbayar” di Timur Tengah jika para sandera tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.
“Semua orang berbicara tentang sandera yang disandera dengan cara yang sangat kejam, tidak manusiawi dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia di Timur Tengah – tapi itu semua hanyalah pembicaraan, dan tidak ada tindakan! Jika para sandera tidak dibebaskan pada tanggal 20 Januari 2025, tanggal dimana saya dengan bangga menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, mohon informasikan kebenarannya bahwa akan ada hukuman berat yang harus dibayar di Timur Tengah dan para pelaku kejahatan terhadap mereka. kemanusiaan,” tulisnya.

“Mereka yang bertanggung jawab akan terkena pukulan yang lebih keras dibandingkan siapa pun dalam sejarah panjang Amerika Serikat. Bebaskan para sandera sekarang juga!,” katanya, seraya menyerukan pembebasan segera mereka yang masih ditahan.
Pernyataan ini menandai komentar Trump yang paling langsung mengenai masalah ini sejak ia terpilih pada bulan November.
Menurut pejabat Israel, lebih dari 250 orang disandera dalam penggerebekan yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Sekitar 100 dari mereka masih ditahan, dan beberapa di antaranya dipastikan tewas, kantor berita Reuters melaporkan.
Serangan yang menewaskan 1.200 orang ini dianggap sebagai serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Tanggapan Israel dan negosiasi yang sedang berlangsung
Baik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu maupun kantornya belum menanggapi pengumuman Trump. Meski begitu, Presiden Isaac Herzog mengungkapkan rasa syukurnya dengan menulis, “Terima kasih dan Tuan Presiden Terpilih @realDonaldTrump, terima kasih dan memberkati Anda. Kami berdoa untuk saat saudara dan saudari kita kembali ke rumah!”

Hamas mengaitkan pembebasan para sandera dengan berakhirnya operasi militer Israel di Gaza dan penarikan total dari wilayah tersebut.
Pemerintahan Biden telah terlibat dalam diplomasi ekstensif, menjadi perantara gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hizbullah Lebanon, namun Hamas hanya menunjukkan sedikit kesediaan untuk menegosiasikan perjanjian perdamaian yang lebih luas, kata para pejabat AS yang dikutip oleh kantor berita AP.
Jumlah korban perang yang sangat besar
Konflik yang diawali dengan serangan mendadak Hamas telah memporak-porandakan Gaza.
Menurut Reuters, serangan udara Israel telah menewaskan 44.400 warga Palestina, membuat hampir 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. Perang juga meratakan sebagian besar daerah kantong tersebut.
Ancaman Trump datang beberapa jam setelah Israel mengonfirmasi kematian Omar Neutra, warga negara ganda AS-Israel yang jenazahnya diyakini masih berada di Gaza.
Sementara itu, Hamas merilis video tentara Israel yang ditawan, Edan Alexander, yang mendesak Trump untuk melindungi kebebasan tawanan tersebut.
Para sekutu Trump mengharapkan kesepakatan pembebasan sandera sebelum Trump kembali menjabat, namun situasi masih tegang, baik Israel maupun Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi.



Source link