Seorang jenderal penting Rusia tewas setelah sebuah bom meledak di luar sebuah gedung apartemen di Moskow, sebuah serangan yang kemudian dituding dilakukan oleh dinas keamanan Ukraina. Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan pertahanan nuklir, biologi dan kimia Rusia, dibunuh ketika dia meninggalkan kediamannya untuk bekerja.
Insiden mematikan itu terjadi sekitar pukul 06.12. Rekaman pengawasan menunjukkan dua pria meninggalkan gedung beberapa saat sebelum ledakan. Laporan media Rusia mengatakan bom yang disembunyikan di dalam skuter yang diparkir di dekat pintu masuk diledakkan dari jarak jauh. Ledakan itu menghancurkan jendela-jendela di dekatnya dan menghanguskan tembok di sekitarnya, menciptakan suasana kacau balau.
Kirillov, 54, tewas seketika, bersama asistennya yang bersamanya. Waktu pembunuhan itu penting, karena terjadi setelah Ukraina mengumumkan tuntutan pidana terhadap Kirillov pada hari sebelumnya. SBU menuduhnya mengarahkan penggunaan senjata kimia terlarang selama serangan Rusia ke Ukraina.
Seorang pejabat SBU, berbicara kepada kantor berita AP, menggambarkan Kirillov sebagai “penjahat perang dan target yang sah”. Badan tersebut juga merilis rekaman pemboman tersebut. Sementara itu, Moskow menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan terorisme dan bersumpah akan membalas dendam terhadap Ukraina. Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menggambarkan serangan itu sebagai upaya Kyiv untuk mundur dari kehadiran militernya, dan memperingatkan “pembalasan yang tidak dapat dihindari” terhadap kepemimpinan Ukraina.
Siapa Igor Kirillov?
- Lokasi: Kepala pasukan pertahanan nuklir, biologi dan kimia Rusia sejak 2017.
- Batasan: Rusia telah dijatuhi sanksi oleh Inggris, Kanada, dan negara-negara lain atas keterlibatannya dalam perang di Ukraina.
- Tuduhan: Ukraina dituduh memantau penggunaan senjata kimia terlarang, dengan lebih dari 4.800 serangan kimia dicatat oleh SBU sejak tahun 2022.
- Peran Iklan: Pengarahan yang sering dilakukan menuduh Ukraina melakukan serangan kimia dan radiologi, klaim tersebut dibantah sebagai disinformasi oleh sekutu Barat.
Komite Investigasi Rusia telah membuka penyelidikan atas pembunuhan Kirillov, yang oleh pihak berwenang dianggap sebagai kasus terorisme.