Flour Mills of Nigeria Plc dalam enam bulan yang berakhir pada 30 September 2024 membalikkan kerugiannya dengan mencatat laba sebelum pajak sebesar N19,7 miliar.
Hal ini berdasarkan laporan keuangan perseroan yang belum diaudit pada kuartal II periode buku 2024/2025 yang berakhir pada September 2024.
Perusahaan pada periode ini mengalami pembalikan peruntungan dari kinerjanya pada periode yang sama tahun 2023/2024 yang mencatatkan kerugian sebelum pajak sebesar N8,13 miliar.
Pabrik tepung selama periode yang ditinjau mengalami pendapatan mencapai N1,69 triliun dari N964,6 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Namun, beban pokok penjualan menyumbang sekitar 90% dari pendapatan selama periode tersebut sebesar N1,53 triliun.
Sorotan dari laporan ini
- Pendapatan- N1,697 triliun, +76% YoY
- Beban Pokok Penjualan- N1,536 triliun, +79% YoY
- Laba Kotor – N161,09 miliar, +53% YoY
- Beban penjualan dan distribusi – N28,78 miliar, +145% YoY
- Beban Administrasi- N36,37 miliar, +44% YoY
- Laba operasional – N105,94 miliar, +40% YoY
- Kerugian selisih kurs – N46,54 miliar, turun 9% dibandingkan tahun lalu
- Biaya pendanaan: N43,96 miliar, +27% YoY
- Laba sebelum pajak (PBT) – 19,75 miliar, +342% year-on-year
- Beban Pajak- N5,33 miliar, +2075% YoY
- Laba periode berjalan – N14,41 miliar, +271% YoY
- Laba per saham (EPS), 447 kobo, +284% YoY
Komentar: Kenaikan beban pokok penjualan sebesar 79%, yang hampir menyamai pendapatan, menekan margin laba kotor, dengan laba kotor hanya meningkat 53% menjadi N161,09 miliar. Tekanan margin ini menunjukkan bahwa biaya produksi atau input yang lebih tinggi merupakan tantangan yang signifikan, sehingga mengurangi efisiensi pertumbuhan pendapatan dalam menghasilkan laba kotor.
- Hal ini mengingatkan kita pada kinerja perusahaan sepanjang tahun 2023 dimana pendapatan mencapai N2,29 triliun namun laba setelah pajak sangat kecil yaitu N3,54 miliar dengan beban pokok penjualan pada periode tersebut mencapai N2,02 triliun.
- Pada periode yang ditinjau, pendapatan pabrik tepung mengalami peningkatan hampir 100% pada bahan baku dari N786,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi N1,419 triliun. Terdapat peningkatan yang signifikan pada biaya staf langsung, kemungkinan disebabkan oleh kenaikan upah minimum.
- Kerugian selisih kurs dan biaya pendanaan menambah tekanan, dengan kerugian selisih kurs sedikit menurun sebesar 9% namun tetap tinggi yaitu sebesar N46,54 miliar, yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh fluktuasi mata uang. Biaya pendanaan meningkat sebesar 27%, mencerminkan peningkatan biaya pinjaman atau beban utang yang lebih tinggi.
- Pengeluaran energi perusahaan meningkat dua kali lipat selama periode tersebut dengan biaya energi meningkat dari N21,95 miliar pada tahun sebelumnya menjadi N46,79 miliar.
- Sektor makanan memberikan pendapatan tertinggi bagi perusahaan sebesar N1,14 triliun, diikuti oleh sektor gula yang mencatat pendapatan sebesar N274,17 miliar, serta sektor pertanian dan sejenisnya dengan pendapatan sebesar N251 miliar selama periode tersebut.