Beberapa minggu ini merupakan minggu yang mengejutkan – dan berbahaya – di Timur Tengah. Pertama, Israel meledakkan pager dan walkie-talkie Hizbullah. Mereka mengintensifkan serangan udara di Lebanon yang menewaskan ratusan warga sipil dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka. Kemudian, pada hari Jumat, muncul berita yang paling mengejutkan: Hassan Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade, telah dibunuh oleh Israel di sebuah bunker di bawah Beirut.

Sejak itu, ketika jumlah korban sipil meningkat, para pemimpin kelompok tersebut mengalami nasib yang sama seperti Nasrallah. Jason BurkeKoresponden keamanan internasional The Guardian menjelaskan mengapa kejadian meningkat begitu cepat. Dia bilang Michael Safi Seberapa parah dampak pembunuhan terhadap Hizbullah, dan dapatkah kelompok militan tersebut pulih? Dia menjelaskan bagaimana Iran akan menanggapi serangan-serangan memalukan terhadap proksinya.

Ketika Israel hampir melakukan invasi darat ke Lebanon, Jason mengatakan konflik tersebut mencerminkan masa-masa berbahaya yang kita jalani, dengan kaleidoskop peristiwa kekerasan yang selalu berubah.



Tangan seorang wanita memegang foto Hassan Nasrallah

Fotografer: Abedin Taherkenare / EPA

Dukung Penjaga

The Guardian independen secara editorial. Dan kami ingin jurnal kami tetap terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Namun pembaca kami membutuhkan lebih banyak dana untuk mendanai pekerjaan kami.

Dukung Penjaga

Tautan sumber