Aktivitas eksplosif yang meningkat dari gunung berapi ini terus berlanjut. Selama beberapa hari terakhir, terjadi erupsi-erupsi kuat yang muncul dari puncak gunung. Erupsi vulkanian yang hampir konstan terjadi dalam interval sekitar 5 hingga 8 jam per hari, menghasilkan kolom abu berwarna abu-abu yang kaya akan abu vulkanik. Kolom ini mencapai ketinggian 7.000 kaki (2.100 m) hingga 10.000 kaki (3.000 m) dan bergerak ke arah barat dan barat daya sejak pembaruan terakhir.
Observatorium gunung berapi melaporkan sinyal seismik dengan amplitudo maksimum 7,4 mm dan durasi 546 detik pada pagi ini. Tingkat siaga untuk gunung berapi ini tetap berada di Level 3 (Siaga) sejak 13 Juni.
Warga dihimbau untuk menghindari area sekitar 3 km dari kawah Laki-Laki, 4 km ke arah utara-timur laut, dan 5 km ke arah timur laut.
Selain itu, pihak berwenang setempat terus memantau aktivitas gunung berapi ini dengan seksama. Penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk mengukur potensi dampak terhadap pemukiman sekitar. Meskipun belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban, kewaspadaan tetap dijaga tinggi.
Peneliti vulkanologi juga mengamati perubahan pada deformasi tanah di sekitar gunung berapi, yang dapat memberikan petunjuk tambahan tentang aktivitas yang sedang berlangsung. Penduduk di daerah terdampak diharapkan untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan evakuasi jika situasi memburuk.
Dalam konteks sejarah, Lewotobi Laki-Laki dikenal sebagai salah satu gunung berapi yang paling aktif di Flores. Aktivitasnya telah tercatat sejak beberapa dekade yang lalu, dengan beberapa letusan besar yang mengubah lanskap sekitarnya. Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih lanjut perilaku gunung berapi ini dan untuk meningkatkan kemampuan prediksi erupsi di masa depan.
Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk terus waspada dan bekerja sama dalam menghadapi situasi ini, guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.