Sekitar 50 orang diyakini tewas setelah sebuah kapal menuju Kepulauan Canary mengalami kesulitan setelah melakukan perjalanan selama 13 hari melintasi rute migrasi Atlantik yang berbahaya dari Afrika barat.

LSM migrasi Caminando Fronteras (Moving Borders) mengatakan kapal tersebut meninggalkan Mauritania pada 2 Januari dengan 86 orang di dalamnya. Dikatakan bahwa pihaknya memberi tahu pihak berwenang Maroko dan Spanyol setelah menerima laporan bahwa kapal tersebut berada dalam masalah dan tim penyelamat Maroko berhasil menyelamatkan 36 orang. Namun 50 orang di dalamnya, sebagian besar berasal dari Pakistan, dikhawatirkan tenggelam.

“Lima puluh orang tewas di kapal yang menuju Kepulauan Canary, 44 di antaranya adalah warga Pakistan,” tulis kepala eksekutif badan amal tersebut, Helena Maleno, di X. “Mereka menghabiskan 13 hari yang menyiksa di laut tanpa ada penyelamat yang dapat menghubungi mereka.”

Presiden regional Kepulauan Canary menyampaikan belasungkawa dan kembali menyerukan tindakan karena kepulauan Spanyol terus menerima jumlah migran dan pengungsi yang datang melalui laut.

“Kita tidak bisa menyaksikan semua ini begitu saja,” tulis Fernando Clavijo kepada X. “Negara dan Eropa tindakan harus diambil. Atlantik tidak bisa terus menjadi kuburan Afrika. Kita tidak bisa terus mengabaikan drama kemanusiaan ini.”

Layanan penyelamatan maritim Spanyol, Salvamento Maritimo, mengatakan pihaknya tidak memiliki informasi mengenai insiden tersebut, namun menambahkan bahwa pihaknya telah melancarkan pencarian udara setelah menerima laporan pada 10 Januari tentang sebuah kapal yang berangkat dari Nouakchott di Mauritania.

“Kami tidak bisa memastikan apakah ini merupakan kapal karam yang sama,” kata juru bicara tersebut.

Tahun lalu, 46,843 orang mencapai Canaries melalui rute Atlantik yang semakin berbahaya, naik dari 39,910 orang pada tahun 2023.

Menurut laporan terbaru Caminando Fronteras, setidaknya 10.457 orang tewas atau hilang saat mencoba mencapai Spanyol melalui laut mulai 1 Januari hingga 5 Desember 2024.

lewati promosi buletin sebelumnya

LSM tersebut mengatakan jumlah korban tewas meningkat 50% dari tahun 2023 dan merupakan yang tertinggi sejak datanya dimulai pada tahun 2007. Dia mengaitkan peningkatan ini dengan penggunaan perahu yang rusak, perairan yang berbahaya, dan kurangnya sumber daya untuk penjaga pantai.

Frontex, badan penjaga perbatasan dan pantai Uni Eropa, mengatakan demikian Penyeberangan tidak teratur di jalur Mediterania tengah menurun sebesar 59% tahun lalu. karena penurunan keberangkatan dari Tunisia dan Libya, penyeberangan ke Canary meningkat sebesar 18%. Dikatakan bahwa peningkatan tersebut “dipicu oleh keberangkatan dari Mauritania, bahkan ketika arus dari negara asal lainnya berkurang.”

Source link