Lebih dari 90 ancaman bom palsu telah dilancarkan terhadap maskapai penerbangan India dalam sepekan terakhir, sehingga memicu kekacauan perjalanan internasional, dengan penerbangan dilarang terbang, dialihkan dan diterbangkan ke tempat aman dengan pengawalan jet tempur.

Serangkaian ancaman bom palsu yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap beberapa maskapai penerbangan India dan internasional telah menyebabkan gangguan parah terhadap industri penerbangan India dan menimbulkan kepanikan di kalangan pelancong udara.

Pekan lalu, 90 ancaman bom dilancarkan terhadap maskapai penerbangan yang terbang domestik dan internasional dari bandara India. Pada hari Sabtu saja, 30 ancaman hoaks dilaporkan, dan setidaknya 20 ancaman ditujukan kepada maskapai penerbangan berbeda pada hari Minggu.

Otoritas penerbangan dan penyelidik kejahatan India belum melacak sumber dan motif di balik lonjakan ancaman bom, yang sering dikirim melalui email atau X. Maskapai besar India seperti Air India dan Vistara mempublikasikannya melalui akun anonim di platform media sosial. , SpiceJet dan IndiGo menjadi sasaran utama, namun penerbangan American Airlines, JetBlue, dan Air New Zealand juga dialihkan karena ancaman tersebut.

Dampaknya terhadap sektor penerbangan India sangat besar. Peraturan tersebut memungkinkan maskapai penerbangan untuk bertindak terhadap setiap ancaman, yang berarti puluhan penerbangan di negara ketiga seperti Turki atau Jerman harus dialihkan dan melakukan pendaratan darurat atau kembali ke India.

Pada hari Minggu, penerbangan Vistara tujuan Afghanistan ke Frankfurt ditolak untuk melakukan pendaratan darurat setelah menerima ancaman bom, sehingga memaksa penerbangan tersebut dialihkan ke India.

Industri penerbangan India sedang berkembang pesat, dengan penerbangan domestik diperkirakan mampu mengangkut 152 juta penumpang pada tahun 2023. Selama seminggu terakhir, para pelancong marah karena perjalanan mereka tertunda, terkadang berhari-hari, dan maskapai penerbangan menghadapi kerugian finansial yang besar.

Pekan lalu, penerbangan Air India Boeing 777 dari Delhi ke Chicago dialihkan ke kota Iqaluit yang terpencil di Kanada karena ancaman bom. 200 penumpang di dalamnya dilarang terbang selama tiga hari dan akhirnya menaiki penerbangan Angkatan Udara Kanada ke Chicago.

Dalam insiden di Singapura dan Inggris pekan lalu, jet tempur dikirim untuk mengawal pesawat India yang mendapat ancaman bom.

Menteri Penerbangan Sipil India, K Ram Mohan Naidu, menggambarkan meningkatnya ancaman hoaks sebagai “masalah yang sangat memprihatinkan” dan mengatakan “mereka yang bertanggung jawab atas gangguan ini akan diidentifikasi dan tindakan yang tepat akan diambil”.

Skala ancaman dalam seminggu terakhir lebih besar dibandingkan yang dihadapi industri penerbangan India sebelumnya. Antara tahun 2014 dan 2017, total 120 ancaman bom diterima oleh maskapai penerbangan India.

Pihak berwenang telah menangkap seorang anak di bawah umur dan memperkenalkan peraturan yang akan memasukkan siapa pun yang terlibat dalam hoax bom tersebut ke dalam daftar larangan terbang. Namun, seiring dengan berlanjutnya ancaman, pihak berwenang masih berusaha keras untuk menyelesaikan masalah ini.

Berbicara kepada media India, seorang pejabat pertahanan udara menggambarkan bagaimana ancaman tersebut disampaikan. “Ancaman diberikan melalui media sosial atau melalui panggilan telepon, dan tiba-tiba ancaman serupa mulai muncul dalam waktu singkat,” kata mereka.

Meski motifnya masih harus ditentukan, mereka mengatakan tindakan tersebut jelas-jelas dirancang untuk “mengganggu industri penerbangan, menimbulkan kepanikan, dan membuat lembaga-lembaga penerbangan tetap waspada.”

Tautan sumber