
Sumber gambar: PTI
Sejarah Naga Sadhus sangat kuno. Bukti peninggalannya dapat ditemukan pada koin dan lukisan Mohenjo-Daro yang menggambarkan sadhu Naga yang sedang memuja Dewa Siwa dalam wujud Pashupatinath.

Sumber gambar: PTI
Naga Sadhu adalah petapa terhormat yang dikenal karena praktik spiritual mereka yang intens dan penolakan total terhadap harta benda duniawi.

Sumber gambar: PTI
Selama Maha Kumbh Mela, mereka memainkan peran penting, melambangkan semangat pengabdian dan penebusan dosa. Kehadiran mereka menambah kesan mistis pada pameran tersebut, sehingga menarik para peziarah dan wisatawan.

Sumber gambar: PTI
Menjadi naga sadhu membutuhkan keberanian dan komitmen yang besar, karena mereka tidak dapat menggunakan benda-benda duniawi untuk menghiasi tubuh mereka; Mereka dapat menaruh abu pada tubuh mereka dan ini akan menjadi hiasan mereka.

Sumber gambar: PTI
Naga Sadhu tidak bisa memakai pakaian, mereka hanya memakai kain safron yang juga tidak menutupi seluruh badan. Mereka juga mempraktikkan selibat yang ketat dan mengikuti diet Sattvik.

Sumber gambar: PTI
Gaya hidup dan ritual Naga Sadhu yang unik menjadikannya daya tarik utama dan pengingat akan makna spiritual yang mendalam dari Maha Kumbh Mela.

Sumber gambar: PTI
Naga Sadhu memainkan peran penting dalam Maha Kumbh Mela, terutama pada saat pemandian kerajaan, yang merupakan ritual suci yang diakui makna spiritualnya.

Sumber gambar: PTI
Saat matahari terbit di atas sungai suci, para sadhu Naga berjalan dalam prosesi diiringi nyanyian mantra, genderang, dan suara keong yang terkait dengan tradisi mereka.

Sumber gambar: PTI
Naga Sadhus berasal dari India kuno ketika mereka menjadikan diri mereka sebagai pejuang pertapa untuk melindungi Sanatana Dharma. Naga Sadhus memiliki keterampilan pedang, trisula, gada, busur dan anak panah serta senjata untuk melindungi kuil.

Sumber gambar: PTI
Naga Sadhus berhasil melindungi kuil Siwa dari penjajah dan Mughal. Identitas ganda mereka sebagai pejuang dan pencari spiritual terus berlanjut hingga saat ini.