Pada tahun 90an ada sekelompok pusat yang menebar teror di Lukisan NBA. Daftar pemain itu terdiri dari nama-nama seperti Shaquille O’Neal, Alonzo Mourning, David Robinson, Hakeem Olajuwon, Brad Daughrety atau Dikembe Mutombo yang baru saja meninggal. Dan di dalamnya dia mendapat tempat istimewa Patrick Ewing.
Legenda pernak pernik adalah, selama 17 musim, 15 di antaranya di Big Apple, salah satu pemain NBA ikonik di akhir tahun 80an dan keseluruhan tahun 90an dan dia masih dikenang sebagai contoh betapa murninya seorang center, tepatnya sosok yang kalah dalam bola basket modern di Liga saat ini.
Namun pada saat itu, membangun tim di sekitar pusat yang kuat adalah sebuah prioritas dan nasib pernak pernik beristirahat, selama tiga dekade, pada orang-orang Ewing untuk bertemu di Timur dengan Banteng Jordan dan bersaing dan kalah di Final dengan Roket de Oljauwon (1994) dan sebelum Taji Tim Duncan (1999).
Ewingsetelah beberapa tahun menjauh dari tim sepanjang hidupnya, kembali ke Knicks seperti yang diumumkan waralaba pada hari Jumat ini. Pencetak gol terbanyak dalam sejarah Knicks akan bertindak sebagai duta tim baik dalam urusan bola basket maupun di bagian ekonomi.
EwingBerusia 62 tahun, akan bekerja langsung dengan kedua pelatih tim, Tom Thibodeauseperti arahan: “Seperti yang saya katakan pada hari pensiun saya yang ke-33 di Madison, saya akan selalu menjadi Knick dan saya akan selalu menjadi warga New York.. “Saya menantikan untuk mulai bekerja dalam peran baru saya dan kembali ke tim yang selalu saya cintai,” tulis Ewing dalam sebuah pernyataan. “Taman selalu menjadi rumahku.”
Setelah pensiun pada tahun 2002, dia bermain selama satu tahun Seattle dan satu lagi di OrlandoEwing memulai karir 14 tahun di NBA sebagai asisten di beberapa tim, Washington Wizards, Orlando Magic, Charlotte Hornets, dan Houston Rockets. Pada tahun 2017 ia menerima posisi kepelatihan di almamaternya di Georgetownposisi di mana dia dipecat pada tahun 2023. Sekarang dia kembali, sebagai duta besar, ke Knicks-nya.